Senin, 06 Juni 2016

How and Why I Love a Band Named Swervedriver

Tanggal 15 Juni 2016, Swervedriver akan manggung di Singapura. Dan saya berharap tak ada aral melintang untuk menonton mereka.




Swervedriver adalah band favorit saya jika bicara soal band shoegaze. Ketika dua minggu lalu ada kabar mereka akan manggung di Singapura, saya langsung terhenyak, karena tak terlintas siapa juga yang mau mengundang band ini ke negara terdekat dari Indonesia. Maksudnya, mereka Swervedriver. Bukan Ride atau Slowdive. Tak begitu banyak yang menikmati musik mereka.

Band ini terlalu penting untuk saya cuekin, bahkan, jujur saja, ketika tahun lalu Ride dan Slowdive manggung di Singapura, meski saya pengen nonton, tapi sebegitu inginnya, tak nonton juga tak apa. Namun Swervedriver berbeda. Karena ada tiga band favorit saya, dan harus nonton mereka, yaitu MBV, Swervedriver, dan Medicine. Semacam bucket list saya!

Bicara soal Swervedriver, band ini benar-benar memikat saya lewat album-albumnya. Band asal kota Oxford, UK, yang berteman dengan Ride, yang mana juga membantu mereka untuk dikenalkan kepada Alan McGee. Bos Creation Records ini kemudian merilis ketiga album mereka. Jadi jika Alan McGee sudah oke sama sebuah band, bisa dipastikan keren lah hahaha

Sebelum mengenal Swervedriver, saya sudah mendengar band-band shoegaze macam Slowdive atau MBV dan lainnya. Suatu ketika teman saya menjual sebuah kaset Swervedriver dari album Mezcal Head, dan bilang ke saya kalau band ini shoegaze. Saya beli, dan ketika diputar, cuma bisa bingung, ini shoegaze? Kok beda yah? Nggak ngiung ngiung macam MBV atau berdelay ria kayak Slowdive hahahha



Tanpa sadar selama sebulan lebih kaset itu saya putar terus di tape deck dan walkman. Saya putar terus jika di angkot atau ke rumah teman hahaha Band ini kok berbeda dengan MBV atau bahkan Slowdive. Mereka lebih rough, lebih intense, grungey in some ways, tapi punya feel yang sama dengan band-band shoegaze lainnya. Kayak antara Sonic Youth, Dinosaur jr. atau Husker Du yah. Tapi, maaf, hahaha lebih keren dari ketiga band itu hahaha

Coba dengarkan lagu-lagu di album tersebut, seperti Duel (pernah masuk lagu di game Road Rash kalo gak salah), Duress (intro wah-nya, adalah yang paling keren sedunia menurut gue), atau lagu terakhir berjudul Never Lose The Feeling. Beberapa lagu bahkan pernah saya cover di Damascus. Materi di album ini bagus banget.

Sejak itu saya mulai mencari album2 lainnya, dari band yang dimotori Adam Franklin, Steve George, Jimmy Hartridge,, dan Jez Hindmarsh. Album pertama mereka Raise, juga keren banget, bermaterikan lagu semacam Rave Down, Sandblasted dan Son of Mustangs yang rough banget, memancing orang untuk stagediving.

Album ketiga mereka Ejector Seat Reservation dan keempat 99th Dream, saya suka. Ada sedikit perubahan musik yang pelan-pelan sedikit kalem. Untungnya saya tak kesulitan untuk mendapatkan album-album tersebut, yang ketika itu mungkin 12 tahun yang lalu, dimana siapa pula yang mau dengar band semacam ini. CD macam Swervedriver bisa saya dapatkan hanya 50 ribuan ketika itu.




Perburuan pun berlanjut dengan mencari vinyl-vinyl mereka. Harga vinyl album first pressing mereka sudah tinggi. Beruntung saya mendapatkan versi reissue limited edition untuk album pertama dan kedua dengan harga bagus yang kini harga jualnya sudah kayak album aslinya di Discogs. Dan koleksi lainnya pun semakin tak tertahankan untuk saya beli yang kebanyakan di Discogs.

Bicara aspek musiknya, Swervedriver mungkin bisa dibilang paling alternative rock untuk sebuah band shoegaze. Mungkin karena pengaruh dari band2 US yang diatas saya sebutkan yah. Band saya Damascus pun berdiri tak lepas dari pengen punya band macam Swervedriver. Meski pada akhirnya nggak semua lagu kayak band tersebut, tetapi, iya, Damascus memang terpengaruh banget sama musik mereka.

Mereka kebetulan reuni tiga atau empat tahun lalu, dan baru saja merilis album kelima mereka setelah terakhir di tahun 1998. Meski ada sedikit perubahan di musik, lebih berkembang karena Adam Franklin di album2 solo-nya mulai sedikit psikedelik, namun album kelima berjudul I Wasn't Born To Lose You mendapat review yang bagus, termasuk oleh Pitchfork.

Nggak mudah juga sih untuk band shoegaze jebolan 90an bisa melahirkan album terbaru yang bagus paska reunian, contohnya The Telescopes atau Kitchen of Disticntion. Swervedriver bisa melewati transisi tersebut, tanpa harus memaksakan menciptakan energi yang sama puluhan tahun lalu.

Dan kini Swervedriver akan manggung di Singapura, dengan tambahan adisional seperti basis dari Supergrass, Mick Quinn, dan Mikey Jones di drum. Saya sih sempat menonton live mereka di Youtube, dan sepertinya energi mereka masih sama, belum berkurang banyak. Penasaran seperti apa mereka ketika tepat di depan mata.

Saya sudah beli tiket, dan menonton mereka ketika bertepatan bulan puasa haha Yah, kapan lagi, dan berharap bisa legalisir beberapa koleksi saya bersama band tersebut. Band ini terlalu penting untuk dilewatkan bagi saya. Dan kebetulan saya suka :D







1 komentar:

  1. I've seen SWD quite a few times. Hope it's everything you want it to be. I can imagine the excitement you must feel. If you haven't yet then check out the album '10 Speed' by the Canadian band Mystery Machine from the 90s. Similar style but different enough.

    BalasHapus