Selasa, 17 Januari 2012

Million Mars

Million Mars, menghembuskan keteduhan sejuk musik dream pop, ambient, dan shoegazing di ibukota. Sensasi menarik dari 5 pria ber-KTP Jakarta, dengan antuasiasme dan komposisi musik yang apik. Bonus satu single spesial dari Million Mars untuk kita semua, siap diunduh!



Band dreampop shoegaze asal Jakarta ini berbekal formula yang telah dirintis Robin Guthrie, pelopor musik dreampop. Million Mars meracik lagu-lagu pembuai telinga yang meruang dan berlapis-lapis.

Vokalisasi Trio (guitar/ vokal) yang tipis di setiap lagu, tersapu oleh musik yang bermodulasi dan 'full reverb attack' dari Rendra Okta (guitar), Fajrial Fitriano (bass), Deden Kurniawan (keyboard/synth), dan Andi Wibowo (drum). Pada laman band ini di Reverbnation (http://www.reverbnation.com/millionmars), terdapat beberapa lagu keren seperti Ellen atau Incents, bisa cepat memikat hati pendengar pertamanya.

Kabar terakhir, mereka masih mengumpulkan materi-materi untuk direkam. Jadi, untuk saat ini silahkan dinikmati dulu sebuah lagu dari mereka, Motive of Kite, sebagai perkenalan manis.

Download Link

Rabu, 11 Januari 2012

Shoegazer Geek: Andi Hans

Selalu santai dan tenang di atas panggung, pria ini dikenal sebagai pendawai gitar utama di band-band menarik seperti C'mon Lennon, Blossom Diary, dan juga band shoegaze ibukota, Whistler Post. Kini, Andi Hans, berbagi pengalaman dan resep meracik kontur sounds yang dieksplorasinya selama ini.

Andi Hans
Gitaris yang telah makan asam garam di banyak band indie di tanah air ini (he had a short stint at the Upstairs in their early days, as their first keyboardist), kini sedang mempersiapkan album perdana dari Whistler Post, dimana dua single mereka turut dirilis gratis di blog ini. Dikenal piawai mengolah karakter sound gitar yang apik dan rapi di atas panggung, Andi Hans berbagi skema routing effects yang selama ini diterapkannya di atas panggung;

Fender Jazzmaster (Japan) -->Boss NS-2 --> Dunlop Cry Baby --> TS 9dx --> Boss HM-2 --> Boss Chorus Ensemble --> Carl Martin Surf Trem Vintage --> Electro Harmonix Stereo Memory Man with Hazarai Looping
 
Additional gears: Ebow, Fender Mustang (Japan/40th Aniversary)

Talking About Noise

Berikut tanya jawab dengan Andi Hans akan petualangannya meracik sound gitar di berbagai band berbeda karakter, taktik simpel menjaga sound gitar di atas panggung, sampai faktor Weezer dan Iyub Sugarstar seperti selalu menghantuinya..(merinding)


1. Seperti apa sih eksplorasi skema efek2 lo, baik di wp maupun pada band-band lo lain sebelumnya, seperti cmon lennon dan blossom diary? 
Di WP eksplorasi skema efek2 gitar gue bisa lebih banyak dibanding band2 sebelom gue seperti di C’mon Lennon dan Blossom Diary. Dan berhubung di WP gue udah mulai rajin menabung, jadi bisa beli efek yang berguna dan bakalan kepake di lagu2nya. Jadi ya pemakaian efek di sesuaikan dengan lagu2 di WP. Skema efek gue di WP itu sama seperti waktu di Blossom Diary di EP About a Poor Boy, gak terlalu Shoegaze banget, jarang juga maenin sound reverb yg berlapis2. Sesekali aja gue maenin sound seperti itu  karena sesuai dan cocok sama lagunya. Di lagu2 WP sound2nya masih bertema British kadang juga bertema Alternative 90an ke wijer2an (baca Weezer2an *band Weezer :ppp) gak deeeng… hahaha

Kalo dulu waktu di C’mon Lennon skema efek gue simple banget cuma ada 1 efek Boss Distorsi disitu, yaitu Boss Turbo Distortion DS-2 . Dan kalo lo pernah dengerin lagu C’mon Lennon – Adiksi. Itu cuma permainan pada saat rekaman aja, efek gue pada saat itu cuma satu. Yaitu Boss DS-2. Tiap kali maenin Adiksi di panggung, lumayan bingung mau miripin sound gitar gue kayak waktu di rekaman adiksi hehehe… akhirnya gue suruh Iyub Sugarstar / Santa Monica maenin dari bawah panggung dan gue tinggal acting maen gitar doang hahahaha (boong lagi deeng)

Di Blossom Diary explorasi skema efek gue mulai naek level, karena sound2 efek juga harus cocok sama lagu2 mereka, jadi harus cermat dalam memilih2 efek dan sound2nya :p. di EP About a Poor Boy sound2nya masih bertema sound2 British, contohnya seperti di lagu About a Poor Boy, dan cuma ada satu lagu dengan sound efek Shoegaze 90an dengan efek reverb digabung sama delay plus chorus seperti di lagu “Four of Us”.

2. Lo memakai memory man plus hazarai, ada alasan dan apa yang bisa diperoleh dengan efek tersebut, ketimbang memory man biasa.
Gue pake memory man plus hazarai itu karena bisa looping. jadi kalo lo pake pilihan looping di efek itu, lo seperti bisa maenin 2 part gitar yg berbeda, yg satu lagi adalah part yg udah lo set dengan nada yg looping berulang2, lalu part yg 1 lagi adalah part yg gue maenin langsung… bingung yah?? Buka youtube aja :p

3. Lo dikenal rapi dan terjaga, dalam sound dan permainan ketika di atas panggung, bahkan di tempat acara dengan ampli kelas tiga hahaha apa sih resep rahasianya hehe baik bersifat teknis maupun non teknis haha kali pake pelet apa :))
resep rahasianya adalaaaah… gak apal kunci2 gitar sama sekali Hehehehe… gue cuma apal kunci gitar c d e f g a b, selebihnya nebak2 nada aja. dan satu lagi resepnya adalah gak pernah ngulik sound2 ampli, gue setting ampli juga selalu nebak2, dan lagi2 gue nyuruh Iyub Sugarstar / Santa Monica buat nyetingin ampli gue hahaha (boong lagi deeeng) . gue cuma setting Low Mid Bass itu ke angka arah jarum jam 12. jadi kalo semuanya udah enak di kuping ya udah tinggal maen aja

4.Efek pertama yang lo punya?
Efek pertama cuma punya Boss Turbo Distortion DS-2

5.Lo memakai gitar fender jazzmaster jepang, bnyk yg komplen soal bridge dan tremolo system yang rada ringkih, ada pengalaman?
betul sekali bung peter… tremolo systemnya suka kendor. karena gue dapet gitarnya juga seken, dan mungkin udah bermasalah dari orang tangan pertamanya. jadi kalo lo gak maenin hati2, abis lo maenin tremolonya lalu gak nyadar steman gitar lo bisa berubah fals. Kalo lo males servis, cara maeninnya gini aja, karena tremolo fender Jazzmaster itu cuma bisa dimaenin dengan menekan tremolo tersebut ke arah dalam, dan ada semacam switch di bagian badan tremolo sistemnya, nah biasanya gue pake switch yg paling depan, jadi pada saat lo maenin handle tremolonya bakalan menahan untuk supaya gerakan tremolonya gak terlalu menekan kedalam, kalo switch yg kearah belakang itu memungkinkan lo untuk menggoyang tremolo lo lebih leluasa lagi sampe2 lo lupa maenin terlalu keras jadinya per di dalem tremolo itu jadi kendor berlebihan.

-----------

Check out his music with Whistler Post at www.myspace.com/whistlerpost 

Selasa, 10 Januari 2012

Shoegazing on Peel Session

Sebuah program musik di radio BBC1, Peel Session menjadi acara legendaris yang dikenang sepanjang masa. Diasuh oleh John Peel, pemandu acara dengan selera musik eklektik, berjasa mengangkat pamor band-band shoegaze di era 90-an, tampil live di programnya. 


John Peel
Dari 1967 hingga 2004, selama 37 tahun pria yang ada di poto diatas mengayomi sebuah acara yang bernama Peel Session. Seorang broadcaster legendaris, bersuara hangat, bariton, dan santun setiap kali membawakan program acaranya, yang selalu ditunggu-tunggu oleh anak-anak muda dari gelombang radio FM.

Peel menjadi broadcaster pertama yang memutar lagu-lagu psikedelik dan progresif di daratan Inggris. Ia  berjasa mempromosikan band-band non mainstream yang ada di AS dan Eropa, dan benua lainnya; apapun itu bandnya, mulai dari pop, reggae, grindcore, grunge, hardcore punk, punk, alternative, dance musik, hip hop, hingga shoegaze.

The Electric Adolescent
Program acaranya dikenal selalu diselingi penampilan live dari band-band. Bisa dikatakan, Peel dan timnya piawai mengolah hasil sound dari penampilan band-band tersebut. Saya tak sengaja membuka Youtube, dan menemukan lagu Curve berjudul Superblaster dan Kitchen of Distinction berjudul Blue Pedal dari Peel Session, begitu apik dan atmosferik, untuk sekelas siaran live di radio era 90-an.

Begitu banyak band shoegaze di era 90-an pernah singgah di studio radio Peel. Ini baru secuil dari sekitar 2000 lebih musisi yang pernah direkam secara live oleh Peel selama masa baktinya. Saking hormatnya, Kevin Shields pernah berucap, 'John Peel was our universe'. Gitaris MBV ini bahkan rela berdiri diluar radio BBC selama 4 jam demi menunggu 'Peelie' -nickname Peel- keluar dari kantor radionya, di tahun 1985.

Peelie, the Ol' Man

Pada 25 October 2004, Peel wafat akibat serangan jantung, saat berusia 65 tahun. Pemakamannya dihadiri oleh ribuan pelayat, diramaikan oleh para musisi dari band-band yang pernah tampil diacaranya. Nisannya bertuliskan "Teenage dreams, so hard to beat", dari sebuah lirik lagu Teenage Kicks, dari The Undertones. Jutaan anak muda, begitu berutang banyak atas pria satu ini.

So, berikut dibawah ini, saya ingin berbagi link rekaman live dari beberapa band shoegaze 90-an yang tampil di Peel Session, selamat menikmati!

Moose at Peel Session 9/6/91

Boo Radleys at Peel Session 30/7/90
My Bloody Valentine at Peel Session 25/9/88
Ride at Peel Session 29/9/90
Curve at Peel Session 10/3/91 & 11/2/92